Sabtu, 19 Oktober 2013

Dasar dan Kesulitan (Grade) Panjat Tebing



Minat khusus panjat tebing, tentu saja tebing merupakan prasarana dalam kegiatan panjat tebing. Pengetahuan dasar tentang tebing yang harus diketahui antara lain: Bentuk tebing, bagian tebing yang dilihat secara keseluruhan mulai dasar sampai puncak.

Bagian-bagiannya antara lain,
Blank (bentuk tebing yang mempunyai sudut 90derajat atau biasa disebut vertikal),
Overhang (bentuk tebing yang mempunyai sudut kemiringan antara 10-80 derajat),
roof (bentuk tebing yang mempunyai sudut 0 atau 180 derajat, terletak menggantung),
Teras (bentuk tebing yang mempunyai sudut 0 atau 180 derajat, terletak menjorok ke dalam tebing), dan
Top (bagian tebing paling atas yang merupakan tujuan akhir suatu pemanjatan).
Lalu ada soal permukaan tebing yang merupakan bagian dari tebing yang nantinya akan digunakan untuk berpegang dan berpijak dalam suatu pemanjatan.

Bagian ini di kategorikan menjadi tiga bagian:

-       Face (permukaan tebing yang mempunyai tonjolan),
-       Slap/friction (permukaan tebing yang tidak mempunyai tonjolan atau celah, rata, dan mulus tidak ada cacat batuan).
-       Fissure (permukaan tebing yang tidak mempunyai celah/crack).

Dengan mengenali pengenalan dasar atas medan yang hendak ditempuh, para pemanjat akan langsung bisa mempersiapkan teknik penaklukannya dan mengurangi tingkat kesulitannya.
Untuk memudahkan estimasi tingkat kesulitan tersebut, biasanya digunakan sistem desimal yang dimulai dari angka lima (mengacu pada standar tingkat kesulitan yang dibuat oleh Amerika).

·         Tingkat kesulitan 5,7-5,8
Adalah tingkat kesulitan pemanjatan yang amat mudah. Lintasan pemanjatan untuk pegangan dan pijakan sangat banyak, besar, dan mudah didapat. Sudut kemiringan tebing belum mencapai 90 derajat.

·         Tingkat kesulitan 5,9.
Adalah tingkat kesulitan pemanjatan yang mulai agak sulit karena jarak antara pegangan dan pijakan mulai berjauhan tetapi masih banyak dan besar.

·         Tingkat kesulitan 5,10.
Pada tingkat ini pemanjatan mulai sulit karena komposisi pegangan dan pijakan sudah bervariasi besar dan kecil. Jarak antar celah dan tonjolan mulai berjauhan. Terdapat dua tumpuan tangan dan satu tumpuan kaki, faktor keseimbangan mulai dibutuhkan.

·         Tingkat kesulitan 5,11.
Tingkat kesulitan ini lebih sulit lagi karena letak antara pegangan yang satu dengan pegangan yang lainnya berjauhan dan kecil-kecil yang hanya bisa dipegang oleh beberapa jari saja, kedua tungkai melakukan gerakan melebar agar kaki dapat bertumpu pada tumpuan berikutnya. Keseimbangan tubuh sangat berpengaruh, bentuk tebing yang dilalui pada lintasan ini terdapat variasi antara tebing gantung dan atap.

·         Tingkat kesulitan 5,13-5,14.
Jalur lintasan ini bervariasi antara tebing gantung dan atap dengan satu tumpuan kaki dan satu tumpuan tangan. Pemanjat mulai melakukan gerakan gesek (friction) dan bertumpu pada ujung jari (edginh) bahkan harus mengaitkan tumit pada pijakan (hooking).

Selain kriteria kesulitan ini, Negara lain juga membuat tingkat kesulitan sesuai dengan penilaian masing-masing, antara lain Jerman, Perancis, UIAA (Union Internationale des Association Alpines).

Grade Panjat Tebing adalah suatu standar untuk mengkategorikan tingkat kesulitan pada diding vertikal panjat tebing. dan grade ini biasanya dapat diberikan oleh pemanjat yang berpengalaman.

Grade atau tingkat kesulitan pada panjat tebing memiliki variasi, mulai dari tingkat terendah sampai dengan tingkat kesulitan yan tertinggi.


Di ambil dari berbagai macam sumber.

1 komentar: