Jumat, 14 Desember 2012

Jambore Nasional Panjat Tebing Awal Kebangkitan Pariwisata Minsel



Ketua Umum Panitia Jambore Nasional Panjat Tebing dan Vertical Rescue Decky Palinggi menyatakan kegiatan ini akan digelar pada tanggal 23 sampai 28 Januari 2013. Selain menyemarakkan HUT Kabupaten Minahasa Selatan ke-10, ini juga akan menjadi momentum awal kebangkitan pariwisata di Kabupaten Minsel. Daya tarik ‘tebing alam batu dinding’ akan menghipnotis para penggiat alam bebas, mahasiswa pecinta alam, kelompok pecinta alam, TNI/Polri dan bahkan masyarakat umum dengan para undangan penting lainya, diantaranya dari pimpinan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) pusat yang bermarkas di Jln. Kanselery Pintu I (Gate VI GBK) Stadion Utama Senayan Jakarta, dengan ketua umum DR.H.M Akil Mochtar SH,MM merespon kegiatan ini. Buktinya FPTI Pusat akan memberikan rekomendasi dan akan diteruskan ke FPTI Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Bukan itu saja, salah satu tim penakluk tujuh puncak tertinggi di dunia atau 7 Summit dan bintang tamu Medina Kamil adalah host terkenal Jejak Petualang program salah satu televisi swasta terkenal di Indonesia, bahkan ‘anak yang hilang’ yang tak lain putra kawanua yang sukses di pulau Jawa dan salah satu pemanjat tebing yang diperhitungkan di Indonesia yakni Ronald Mamarimbing dan sampai kini juga dipercatakan sebagai pembuat jalur nasional bahkan di asia tenggara. Kesemuanya menyatakan kesiapan hadir dalam kegiatan Jambore Nasional yang akan dipusatkan di Kabupaten Minsel, tepatnya di tebing batu dinding Kilo Tiga Amurang ini, ujar Palinggi yang adalah Suami tercinta Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu, SE.

Palinggi menjelaskan, soal persiapan, panitia merangkul Kelompok Pecinta Alam (KPA) Cliff Hanger Amurang sebagai penyelenggaran event berskala nasional. Selain itu panitia juga mengajak sejumlah instansi pemerintah, swasta dan pemerintah desa setempat, guna terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Panitia juga menyediakan fasilitas, diantaranya Konsumsi makan selama selama kegiatan, Cofee Break, T-Shirt, ID Card, Sertifikat Jambore Nasional dari panitia, sertifikat pelatihan vertical rescue dan sertifikat sport climbing dari Southeast Asia Climbing Federation (SEACF). Selain itu, untuk memudahkan peserta datang di Minsel panitia juga menyediakan transportasi jemputan bagi para undangan dan peserta yang akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,” jelas Palinggi, sambil menyatakan, kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari Bupati, untuk itu segala persiapan dilakukan sebaik mungkin agar nama Minsel khususnya objek wisata minat khusus tebing batu dinding dan olahraga panjat tebing makin dikenal luas.

Sementara itu, Ketua harian panitia Sanly Lendongan menambahkan, untuk terselenggaranya kegiatan ini kami mengundang Tim Vertical Rescue Indonesia yang berpusat di Bandung-Jawa Barat, dia adalah Tedi Ixdiana, yang belum lama ini juga memecahkan record 1000 jalur panjat tebing di Indonesia, bersama timnya. “Kami berupaya sebaik mungkin mempersiapkan lokasi kegiatan semenarik mungkin dengan membangun fasilitas-fasilitas diantaranya MCK dan tenda peserta, tamu dan undangan," ungkapnya.

Adapun kegiatan yang akan dilakukan sejak tanggal 23-28 Januari 2013 masing-masing pelatihan vertical rescue, talkshow tim 7 summit, Medina Kamil dan Ronal Mamarimbing, pembuatan jalur baru, climbinggames, pengibaran merah putih di tebing dalam rangka HUT Minsel ke 10 pada tanggal 27 Januari 2013 dan penghijauan. "Untuk informasi lebih lengkap silahkan menghubungi panitia melalui contac person 085298555811, 08991653048 dan untuk pendaftaran bisa juga melalui email jamnas_minsel2013@yahoo.com," pungkas Lendongan.

Selasa, 11 Desember 2012

Nuansa Kota Pariwisata Minahasa Selatan


Latar Belakang

Kelompok Pecinta Alam (KPA) Cliff Hanger Amurang berinisiatif mengembangkan olahraga Panjat Tebing (Rock Climbing), apalagi Kabupaten Minahasa Selatan memiliki salah satu tebing terbaik dan unik. Menjadi salah satu keunggulan tersendiri baik dibidang minat khusus olahraga panjat tebing maupun objek wisata alam tebing batu dinding. Perpaduan ini mampu mengangkat daerah ini lebih dikenal di tingkat Nasional maupun Internasional.

Lebih memungkinkan lagi dikenal di mata dunia dengan dibukanya cukup banyak jalur panjat tebing yang dibuat oleh tim Indonesia Climbing Expedition (ICE) yang dipimpin Tedi Ixdiana berpusat di Bandung, Jawa Barat, menjadikan lokasi favorit pemecahan record 1000 jalur panjat tebing untuk Indonesia. Tercatat 24 jalur panjat tebing telah dibuatnya, sehingga total jalur panjat tebing mencapai 33 jalur yang telah diibuat oleh perintis sebelumnya sebanyak 9 jalur.

Tedi Ixdiana juga mengakui potensi tebing alam batu dinding kilo tiga ini sangat besar. Apalagi telah tercatat dalam buku 1000 jalur panjat tebing Indonesia, sehingga peluang perkembangan terbuka lebar.

Maksud

KPA Cliff Hanger bermaksud menopang Amurang ibukota Kabupaten Minahasa Selatan sebagai daerah yang bernuansa "Kota Pariwisata"

Menciptakan moment bagi generasi muda Minahasa Selatan mampu menguasai skil-skil pemanjatan sebagai pemandu (guide) wisata panjat tebing serta menjadi atlit-atlit yang bisa mengharumkan nama baik daerah.

Meniptakan kondisi dan suasana damai serta mengajak masyarakat ikut terpanggil dan merasa bertanggung jawab mencintai lingkungan hidup sera menjaga keselamatan alam.

Profil Tebing Batu Dinding Kilo Tiga, Amurang





Bumi Nyiur Melambai sebutan Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya Kabupaten Minahasa Selatan di tanah Minahasa bagian selatan banyak menyuguhkan tempat-tempat wisata alam yang menarik yang bisa Anda kunjungi, diantaranya wisata olahraga outdoor atau olah raga ekstrim seperti arung jeram (Rafting). Tapi tempat wisata alam yang satu ini benar-benar ekstrim.

Batu Dinding Kilo Tiga atau sering disebut Tebing Kilo Tiga, karena berada dekat Desa Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang adalah sebuah tebing alami yang menjulang tinggi sekitar 90 meter. Batu Dinding dikenal sebagai ‘Surga’-nya para pecinta alam dan penggiat olahraga ekstrim Panjat Tebing (Rock Climbing).

Batu Dinding memiliki bebatuan keras jenis andersit. Sejumlah jalur dengan tingkat kesulitan pemanjatan di Tebing Kilo Tiga terbilang sulit, bahkan beberapa pemajat tebing Nasional mengakui bahwa Batu Dinding Kilo Tiga adalah tebing alami yang paling sulit di antara tebing-tebing se Indonesia bahkan di dunia.




Wisata Alam

Batu Dinding Kilo Tiga adalah tebing alami yang sangat unik, berbeda dengan tebing-tebing alami pada umumnya. Keunikan tersendiri Batu Dinding bagaikan tangga terbalik, selain itu susunan permukaan tebing seperti jajaran balok yang bersusun bertingkat terbalik. Seperti balok atas menindih balok bawahnya, sehingga semakin ke atas semakin menonjol permukaan tebing.

Anda akan terkagum-kagum saat melihatnya dari kejauhan, dan saat di depan tebing Anda pulah akan lebih merasakan kekaguman ketika melihat permukaannya seperti tangga terbalik atau susunan balok tersebut bisa menyatu dan tersusun rapih. Saat itulah Anda akan terpikir salah satu mahakarya ‘lukisan’ yang maha dahsyat ciptaan Tuhan.

Bagi Anda menyukai olahraga ekstrim Panjat Tebing, Batu Dinding akan memberikan sensasi memicu adrenalin Anda. Pengalaman pemanjatan Anda akan bertambah sekaligus diuji di tebing ini. Susunan tangga terbalik cukup menguras otak serta tenaga Anda. Disamping itu, ada beberapa pilihan jalur pemanjatan yang sudah dibuat di Batu Dinding, mulai dari mudah sampai paling sulit.

Lokasi

Tebing yang indah nan megah ini terletak di Desa Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Batu Dinding Kilo Tiga terletak 5 Kilometer sebelah Barat Daya dari kota Amurang, dan sekitar 60 Kilometer sebelah Barat Daya dari Kota Manado.

Trasportasi

Akses transportasi Batu Dinding bisa dicapai dari Kota Amurang ataupun Kota Manado, dengan menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Sebagai informasi, dengan menggunakan angkutan umum lokasi tebing ini tidak bisa dicapai dengan satu kali perjalanan. Anda harus naik ojek dari titik penurunan angkutan kota, menuju ke Desa Kilo Tiga. Setelah itu, anda juga akan berjalan kaki sebentar untuk mencapai tebing ini.

Waktu tempuh dari pusat kota Amurang ibukota kabupaten Minahasa Selatan hanya berkisar 15 menit, sedangkan dari pusat kota Manado sekitar 1,30 menit

Retribusi

Karena masih dalam tahap rencana pengembangan, Anda yang ingin mengunjungi Batu Dinding tidak akan dipungut biaya. Disarankan agar Anda memberikan sumbangan sukarela pada tempat yang disediakan, karena kebersihan dan perawatan tebing ini dilakukan secara swadaya oleh Kelompok Pecinta Alam (KPA) Cliff Hanger Amurang dan masyarakat setempat.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas penginapan dan rumah makan hanya ada terdekat dengan Batu Dinding, yaitu Kota Amurang dan Manado. Beberapa hotel dekat Batu Dinding Kilo Tiga yang direkomendasikan seperti Minahasa Lagoon Hotel dan Manguni Terrace Resort.

Bila Anda berminat mencoba memanjat tebing Batu Dinding, disarankan agar Anda membawa peralatan panjat sendiri atau bisa melalui peralatan panjat tebing yang ada di sekretariat KPA Cliff Hanger Amurang yang berdomisili di Desa Kilo Tiga.

Untuk keamanan dan kenyamanan pemanjatan, disarankan agar Anda menghubungi kelompok pecinta alam ‘Cliff Hanger Amurang’ atau Forum Komunikasi Pecinta Alam (FKPA) Sulawesi Utara.


Jalur Spider
 Jalur Tragedi
Beberapa jalur panjat tebing terbilang unik, karena mempunyai nama dan ciri khas tersendiri. Berikut nama Jalur-jalur Pemanjatan beserta penjelasan singkatnya:

Jalur Ofu. ‘Ofu’ adalah bahasa masyarakat setempat yang berarti ‘Lebah’. Dinamai Jalur Ofu karena jalur pemanjatan melewati beberapa sarang lebah. Tentu saja sarang tersebut masih berpenghuni. Ektrim, bukan?

Jalur Spider adalah jalur pemanjatan yang cukup panjang, dimana jalurnya tidak hanya satu tetapi banyak serta terputus-putus. Dinamai Jalur Laba-laba karena untuk menyelesaikan jalur ini, Anda harus melompat dari jalur satu ke jalur yang lain.

Jalur Hang Dog. Pada Jalur Pemanjatan ini, Anda harus beberapa kali bergelantungan.

Jalur Clim Or Swim (COS). Pada satu sisi, tebing berbatasan dengan aliran air. Jalur Pemanjatan COS ini menyilang dan melewati aliran air yang ada dibawah tebing tersebut. Sehingga ketika Anda terjatuh di tengah Jalur Pemanjatan, maka Anda akan langsung ‘berenang’.

Jalur Teri. Dinamai Jalur Teri karena saat pembuatan jalur ini, para anggota tim pembuat jalur hanya makan dengan lauk Ikan Teri.

Jalur Tragedi. Jalur Pemanjatan ini merupakan jalur peringatan pada sebuah tragedi, yang terjadi pada saat jalur ini dibuat. Dimana beberapa anggota tim tewas terseret luapan banjir Sungai Ranoyapo, yang letaknya berdekatan dengan lokasi tebing.

Jalur Malaria juga merupakan jalur peringatan, karena saat jalur ini dibuat seluruh anggota team terserang penyakit Malaria. Pada saat yang sama, penyakit ini juga menyerang penduduk desa terdekat. Jalur malaria termasuk jalur tersulit di tebing ini, setelah Jalur Ratapan.

Jalur Ratapan adalah Jalur Pemanjatan yang tersulit. Dinamai Jalur Ratapan karena ketika Anda menempuh jalur ini, keahlian pemanjatan Anda akan sangat teruji. Stamina, pikiran, dan tenaga akan terkuras habis untuk menaklukan jalur ini. Sehingga besar kemungkinan Anda akan mengeluh, atau ‘meratap’.

Sampai saat ini baru beberapa orang pemanjat yang mampu melalui Jalur Malaria dan Jalur Ratapan, karena memang kedua jalur itulah yang tersulit di Batu Dinding dan se-Indonesia.

Selain jalur-jalur tersebut diatas, pada tahun 2011, Tedi Ixdiana dari Indonesia Climbing Expedition yang bermarkas di Bandung menambah jalur panjat tebing sedikitnya ada 24 jalur telah dibuatnya. Ke 24 yang dinamai jalur ekspedisi tersebut juga adalah pemecahan record 1000 jalur panjat tebing untu Indonesia, salah satunya lokasi di Batu Dinding Kilo Tiga

Namun bagi Anda yang tidak menyukai olahraga ekstrim Panjat Tebing, jangan khawatir. Karena selain kemegahan tebing Batu Dinding Kilo Tiga, pemandangan yang mengelilingi lokasi ini sangat asri dan sejuk. Tak jauh dari lokasi Batu Dinding, Anda bisa menemui kejernihan dan kesegaran aliran Sungai Ranoyapo. Sungai ini juga sering dipakai untuk olahraga air Arung Jeram.

Selasa, 27 November 2012

SEJARAH TEBING BATU DINDING AMURANG



Pada tahun 1987 berawal dari sungai Ranoyapo adalah sungai terbesar dan terpanjang yang membelah wilayah Kabupaten Minahasa Selatan. Daya tarik sungai ranoyapo terkenal memiliki arus liar yang sangat cocok untuk kegiatan olahraga ekstrim arung jeram (Rafting).

Arus liar sungai ranoyapo inilah yang membawa para rafter (Personil arung jeram) yang tergabung dalam penggiat alam bebas Apostolos UKI Tomohon saat menaklukan liarnya arus sungai ranoyapo, menemukan indahnya tebing yang pada waktu itu masih diselimuti tumbuhan merambat yang menutupi dan menempel di permukaan tebing, serta kayu-kayu yang tumbuh liar di tebing.

Urat nadi sungai ranoyapo yang mereka arungi berjam-jam membawa mereka di depan tebing. Saat itu mereka sedang beristirahat di depan tebing yang berdekatan dengan sungai ranoyapo. Tidak sengaja memperhatikan tebing yang menjulang tinggi.

"Survey' itulah yang terlintas di benak mereka, meski peralatan saat itu untuk Artificial Climbing masih minim, bahkan sangat terbatas, sehingga hanya bermodalkan nyali, mereka mulai membersihkan tumbuhan merambat yang menutupi dan menempel di permukaan tebing, serta kayu-kayu yang tumbuh liar di tebing. Minimnya peralatan dan keahlian panjat tebing menjadi kendala bagi mereka, sehingga pembersihan tebing memakan waktu sampai 5 hari lamanya.

Baru pada tahun 1988 para petualang alam bebas UKI Tomohon yang diketuai Roy Umboh, mereka mendatangkan pemanjat tebing Morris Arumpele dari Mt. Eiger Bandung, Jawa Barat untuk melatih teknik Climbing anggota pecinta alam bebas Apostolos yakni Frangky "Kengkang" Kowaas dan Christianto "Pincu" Muntu serta beberapa rekan mereka.

Setelah teknik pemanjatan tebing dan cara pembuatan jalur panjat tebing mereka pelajari, tidak lama berselang Kengkang dan rekan-rekanya kembali ke tebing yang kini lebih dikenal tebing kilo tiga (Karena tebing tersebut berada dekat Desa Kilmeter Tiga, Amurang).

Tekat baja mereka inilah yang membuka jalur panjat tebing tercapai dan jalur pertama yang mereka buka adalah jalur spider (Laba-laba), karena saat pembuatan jalur itu banyak sarang laba-laba. Jalur kedua adalah jalur ofu (Lebah), karena pada waktu pembuatan jalur tersebut terdapat sarang lebah diatas tebing yang berlubang cukup besar. Jalur yang ke tiga dinamai Hangdog karena cara memanjat harus bergelantungan seakan seperti anjing yang tergantung.

Saat pembuatan jalur ke empat yang diberi nama jalur Malaria karena pada pembuatan jalur pada waktu itu terjangkit penyakit malaria. Jalur ke lima dinamai COS (Climb or Swim) karena saat para pembuat jalur seringkali jatuh ke air yang menggenangi dibawah tebing hingga saat ini.

Pembuatan jalur-jalur tersebut secara bergantian masing-masing Morris Arumpele, Frangky 'Kengkang' Kowaas, Christianto 'Pincu' Muntu, Donald Panggemanan, Novry Robot, Iman Supratman, Joice Nirwan, Selvie Oflagi, Selvie Maweru, Arifin Sigar, Youdi Sumenge dan Eko. Mereka ini juga disebut perintis jalur panjat tebing Batu Dinding Kilo Tiga.

Generasi berikutnya pada tahun 1990-an Nimrot (Alm) bergabung dalam pembuatan jalur bersama rekan-rekanya dari Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Tarsius Politeknik Manado di Batu Dinding yang akrab disebut Tebing Kilo Tiga, diantaranya Jalur Tragedi. Dinamai jalur tragedi dimana Alm Nimrot dan rekan-rekan saat itu sedang menjajal jalur tersebut, lantas datang banjir bandang tahun 2000 yang menghanyutkan mereka dan beberapa diantaranya meningga termasuk Alm Nimrot. Kejadian ini, sehingga dinamai jalur Tragedi. Selanjutnya jalur Teri yang pada waktu itu para pembuat jalur survive dengan makan ikan teri, meski sudah ada anggota muda yang mengurus makan dan minum mereka.

Hasil buah karya pembuatan jalur-jalur panjat tebing yang telah dibuat tersebut telah menghasilkan pemanjat putra daerah yang cukup dikenal di Indonesia sebagai atlit panjat tebing Nasional, bahkan sampai Asia Tenggara yakni Ronald Mamarimbing.

Selain jalur-jalur tersebut diatas, pada tahun 2011, Tedi Ixdiana dari Indonesia Climbing Expedition yang bermarkas di Bandung menambah jalur panjat tebing sedikitnya ada 24 jalur telah dibuatnya. Ke 24 yang dinamai jalur ekspedisi tersebut juga adalah pemecahan record 1000 jalur panjat tebing untuk Indonesia, salah satunya lokasi di Batu Dinding Kilo Tiga.


Penulis : Sanly Lendongan, dari Kelompok Pecinta Alam (KPA) Cliff Hanger Amurang.

Narasumber :

Christian "Pincu" Muntu
Pdt Roy Umboh STh
Hans Frans (Toko masyarakat Dese Kilometer Tiga).