Pada sekitar tahun
1960, perkembangan panjat tebing di Indonesia dimulai, dimana Tebing 48 di
Citatah,
Bandung. mulai dipakai sebagai ajang latihan oleh pasukan TNI AD.
Tahun
1976, merupakan awal mula panjat tebing modern di Indonesia dimulai, yaitu ketika
Harry Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Citatah, Bandung dan diteruskan dengan mendirikan
SKYGERS ''Amateur Rock Climbing Group'' bersama tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat dan Agus R, yang pada tahun 1977.
Tahun
1982,
terjadi tragedi dengan merenggut korban tewas pertama panjat tebing
Indonesia adalah Ahmad, salah satu pemanjat asal Bandung, tragedi
terjadi ketika melakukan pemanjatan pada
Tebing 48 di
Citatah.
Pada tahun
1986, Kelompok Gabungan
Exclusive berhasil memanjat
Tebing Bambapuang di
Sulawesi Selatan, Lalu Kelompok Unit Kenal Lingkungan
Universitas Padjajaran memanjat
Gunung Lanang di
Jawa Timur, Team Jayagiri merampungkan Dinding Ponot di Bendungan,
Si Gura-gura,
Sumatra Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berhasil dengan
menciptakan lintasan baru. Sebagai catatan, bahwa kompetisi panjat
tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, kompetisi
dilaksanakan pada tebing alam dan sempat ditayangkan oleh Televisi
Republik Indonesia.
Tahun
1988, Kantor Menpora bekerjasama dengan Kedutaan Besar
Perancis
mengundang empat pemanjat mereka untuk memeperkenalkan dinding panjat
serta memberikan kursus pemanjatan. Pada akhir acara, terbentuk
Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia(FPTGI), yang diketuai oleh Harry Suliztiarto. Pada tahun yang sama
Aranyacala Trisakti mengadakan ekspedisi panjat tebing, pada Tower III,
Tebing Parang, Jawa Barat. yang dipanjat oleh kelompok yang kesemua anggotanya putri. Kelompok putranya memanjat
Tebing Gunung Kembar di
Citeureup,
Bogor.
Sandy Febryanto (Alm) dan Djati Pranoto melakukan panjat kebut yang
pertama dilakukan di Indonesia, di Tower I Tebing Parang, yang mana
merupakan pemanjat tebing besar pertama yang dilakukan tanpa menggunakan
alat pengaman, waktu yang diperlukan adalah empat jam.
Di tahun ini(1988), Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing memerlukan
waktu lima hari pemanjatan dan menjadi penyebab kagagalan untuk memenuhi
target dua hari pemanjatan di Dinding Utara Eiger, Alpen, Perancis.
Sedangkan ekspedisi dari
Pataga Jakarta
berhasil menciptakan lintasan baru pada dinding yang sama.
Keberangkatan Sandy Febriyanto dan Djati Pranoto ke Yosemite, AS. untuk
memanjat Half Dome guna memecahkan rekor Speed Climbing, pada tahun
1988, dan mengalami kegagalan pula di El Capitan.
Tahun
1989,
dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah dengan gugurnya
salah satu pemanjat terbaik: Sandy Febriyanto, terjatuh di
Tebing Pawon,
Citatah,
Bandung.
Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala
penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di bumi pertiwi ini,
seperti: Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala memanjat
Tebing Bambangpuang, lalu dari Arek Arek Young Pioner Malang memanjat
Tebing Gajah Mungkur di seputaran Kawah
Gunung Kelud, Kelompok Mega dari
Univeritas Taruma Negara
mengadakan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing yang merambah tebing-tebing
Citatah, Parang, Gajah Mungkur dan berakhir di Uluwatu, Bali. dalam
waktu hampir sebulan, ini merupakan marathon panjat tebing pertama di
Indonesia.
Di tahun ini(1989) tak kurang sepuluh kejuaraan panjat tebing
diselenggarakan, beberapa yang besar diantaranya: Unpad Bandung, Tri
Sakti Jakarta, ISTN Jakarta, Markas Kopassus Grup I di Serang, dua kali
oleh Trupala Jakarta (Balai Sidang Ancol). Kelompok Kapa Ul dan Geologi
ITB. Di akhir tahun 1989, ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono yang
melakukan pemanjatan solo di Tebing Tower III Parang, ini merupakan
artificial solo Climbing pertama pada tebing besar di Indonesia.
Tahun
1990,
Lomba Panjat Dinding Nasional (LPDN) di gelar di Jakarta, dengan
ketinggian 15 meter dan dibangun empat sisi. Pada tahun ini pula, Pataga
Jakarta mendaki Puncak Carstenz
Pyramide dan Puncak Jaya.
Tahun
1991,
Rapat Paripurna Nasional FPTI yang pertama di selenggarakan di Puncak
Jabar. Pada tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia mengirimkan atlit
panjat tebing di kejuaraan Oceania-
Australia,
empat atlit yang dikirim hanya Andreas dan Deden Sutisna yang mendapat
peringkat keempat dan lima. Dengan keikutsertaan ini membuka mata dunia
panjat tebing Internasional, bahwa Indonesia sudah memepunyai atlit
panjat tebing berskala Internasional. FPTI mengeluarkan peraturan panjat
dinding pertama dan Pengda FPTI Jatim bekerjasama dengan Impala
Univeritas Merdeka Malang yang mengadakan Climbing Party di
Lembah Kera, diikuti oleh puluhan pemanjat, membuat jalur-jalur pada Lembah Kera dan diskusi panjat tebing.
Gabungan tim panjat tebing Putri yang terdiri dari Atlet Aranyacala
Trisakati, Mahitala Unpar dan IKIP Bandung Mengadakan pemanjatan di
Half Dome, AS. Ekspedisi pemanjatan putri tahun 1991 di
Cima,
Ovest,
Italy.
Di tahun ini pula tercatat beberapa kecelakaan di dinding panjat:
Zainudin tewas di Samarinda karena tidak memasang pengaman, tiga
pemanjat lagi jatuh dan cedera (lumpuh dan patah tulang), semua kejadian
tersebut disebabkan oleh tidak diikutinya prosedur keselamatan
pemanjatan. Satu prestasi lagi dilakukan oleh Maully MW Wibowo,
melakukan pemanjatan solo (free solo) pertama di Bambapuang.
Tahun
1992,
Kejurnas Panjat Tebing I, di selenggarakan di Padang. Tampil sebagai
juara adalah kontingen dari Jakarta. Ronald Marimbing dan Panji Santoso
mengikuti Asian Championship di
Seoul.
Sementara Mamay S, Salim dan Maully MW Wibowo mengikuti kursus Juri dan
Pembuat Jalur disambung dengan Rapat CICE Asia. Budi Cahyono, yang
dikontrak oleh perusahaan Rokok, berangkat ke Taiwan untuk melakukan
Pemanjatan Iklan. FPTI diterima secara resmi menjadi anggota UIAA,
disusul dengan pengiriman ke Rapay CICE Asia di Hongkong.
Pada tahun
1994, Tim FPTI gagal berangkat ke
Fixroy dan
Aconcagua.
Secara resmi FPTI menjadi Anggota KONI yang ke 50. Ronald M dan Nunun
Masruruh menduduki peringkat ke sembilan dan keduabelas di kejuaraan
Asia ke III di Jepang, sementara Hendricus Mutter rapat CICE di Jepang.
Mamay S’Salim dan Kresna Huiarna melakukan pembuatan jalur di
tebing-tebing
Taiwan.
Tahun
1995, Rapat Paripuma Nasional FPTI III, terselenggara di
Kaliurang,
Yogyakarta. Kejumas Panjat Tebing ke III diadakan di Alun-alun Utara Yogyakarta, dan Juara Umum diboyong oleh DKI
Jakarta dengan menggeser kontingen
Jawa Barat dan
Sumatra Barat.
Dalam Kejumas III ini pula mulai dilombakan kelas panjat Speed yang
pertama diadakan di Indonesia. Masih pada bulan yang sama, tahun 1995,
di Yogyakarta diadakan pula kursus Juri dan Pembuat Jalur, diikuti oleh
Pengurus Pengda FPTI series dari ABRI dan
Pramuka.
Pada tahun
1997,
Asmujiono dan disusul Missirin (Kopassus) yang tergabung dalam expedisi
gabungan sipil dan militer ke Puncak Everest, berhasil mencapai puncak
dan berhasil menjadi orang
Asia Tenggara pertama yang mencapai Puncak
Everest.
Tahun
2000, panjat tebing resmi menjadi cabang olah raga yang dipertandingkan di
Pekan Olahraga Nasional ke XV, di
Surabaya sebagai cabang olahraga mandiri. Pada tahun yang sama, Sekolah
Vertical Rescue
angkatan pertama diselengggarakan oleh Perguruan Panjat Tebing SKYGERS
Indonesia dengan jenazah Roni Aral yang berhasil dievakuasi oleh tim
vertical rescue SKYGERS dari kedalaman 600m di
Gunung Cikuray, Jawa Barat.
Tahun
2001, tim
vertical rescue SKYGERS terlibat dalam evakuasi dua jenazah di
Gunung Salak, Jawa Barat.
Pada tahun
2003, rekor baru pembuatan jalur panjat tebing alam terbanyak tercipta sebanyak 400 buah jalur pemanjatan oleh Tedi Ixdiana.
Tebing Siung
di Kawasan Yogjakarta digempur oleh tim SKYGERS , berakhir dengan
terciptanya 45 jalur. Tedi Ixdiana dan Tim MATRA membuat jalur
free climbing pertama di
Gunung Krakatau,
Selat Sunda.
Pada Tahun
2004, Pemanjatan Tebing Pantai Jawa dan Bali oleh SKYGERS dan Tim
EXPEDITION METRO TV 2004. termasuk pemanjatan
Tebing Mandu,
Indonesia.
Pada Tahun
2005, Indonesia menggirimkan Tedi Ixdiana dan Murjayanti untuk mengikuti kejuaraan panjat tebing alam “
International Invitation Tournament”, di Huguan Taihang Mountain Gorges,
Chiangzhi,
China. Pada tahun yang sama pula, pemanjatan pada tujuh
air terjun di Indonesia diprakarsai oleh tim EXPEDITION-MERTO TV dan SKYGERS