SAFETY PROSEDUR
Adalah suatu sistem pengaman sebelum melaksanakan pemanjatan. Hal-hal yang diperhatikan untuk safety prosedur diantaranya :
1. Alat
pemanjatan : Harus lengkap, umur pakai alat tersebut dan sesuai dengan
alat akan kita gunakan, jangan bawa alat yang tidak diperlukan. Misalanya tebing ketingian 15 m, bawa alat untuk 30 m, oleh karena itu kita harus dipikirkan tebing apa yang akan kita panjat? Ketinggianya berapa? dll.
2. Belayer
: Orang yang mengamankan pemanjatan pertama yang sedang memanjat. Harus
diperhatikan juga bila pemajat pertama berbadan 70 kg masa di belayer
oleh berat badanya 30 kg !!!
3. Komunikasi pemanjatan : ketika pemanjatan sedang berlangsung maka ahrus ada komunikasi, komunikasi yang umum di kalangan pemajat yaitu :
Pemanjat : “Belay on ?’
Belayer : ‘ On belay,
Pemanjat : Are you read to climb ?
Belayer : ‘OK’
Catatan : Untuk mengulur tali aba-abanya adalah Slack
Untuk menarik tali aba-abanya Full
Anchor
(jangkar) : Suatu titik keamanan awal dimana yang kita buat
disangkutkan disana/sebagai penahan beban. Ancor berguna untuk mengikat
tali yang telah disimpul dan dipakai untuk naik atau turun (rapling)
atau mengikatkan seseorang bila ia menjadi belayer. Ancor dapat di bagi
menjadi 2 macam yaitu : Natural ancor (ancor alamiyah), merupakan pohon besar, lubang-lubang yang berada pada tebing, tonjolan batuan dan sebagainya. Artificial ancor, ancor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh pendaki, Contoh : chock,piton,bolt,sling dll.
KLASIFIKASI PEMANJATAN
Dalam panjat tebing terdapat 4 klasifikasi yaitu :
1 Free climbing : Pemanjatan yang tidak menggunakan alat, mengandalkan kemampuan, metal, fisik, tidak lupa pengalaman. Free soloing bagian dari free climbing, resiko yang di hadapi sangat fatal bagi sipendaki.
2 Artificial
climbing : Pemanjatan dengan mengunakan alat sebagai pengaman.
Contohnya : chock,frend, piton, etrier (dalam menambah ketinggian) bila
keadaan tertentu dimana tebing tidak ada hold (tojolan batu)
3 Sport climbing : Pemanjatan menekankan pada faktor olah raga.
4 Adventur climbing : Lebih pada nilai petualangan
GAYA
Pegertian
gaya dalam hal ini menyangkut metode dan peralatan serta aspek
petualangan dalam suatu pendakian. Gaya harus sesuai dengan pendakian,
gaya yang berlebihan untuk tebing yang kecil dan mudah sebaik apapun
akhirnya menjadi gaya yang buruk.
Kita
harus berkerjasama dengan tebing, jangan memaksanya. Dapat juga
mengunakan point-point alamiah seperti batu, tanduk (horn), pohon atau
batu yang terselip dalam celah (chockstone). Akhirnya kita dapat
menyelesaikan jalur tanpa menggunakan tali, maksudnya menyesuaikan gaya
dengan pendakian dan kemampuan diri. Gaya yang baik adalah penyesuaian
yang sempurna, penapakan dari dua sisi yang baik antara ambisi, latihan
dan kemampuan. Tidak ada pendakian yang sama.
Keuntungan
lain dari pendakian yang pertama adalah gaya yang layak dan memberikan
keuntungan bagi pemanjat yang berikutnya bahwa jalur tersebut paling
tidak pernah dicoba. Beberapa gaya yang ada, diantaranya :
· Onsight free solo
Istilah
onsight berarti memanjat suatu jalur tanpa tanpa perna mencoba dan juga
belum pernah melihat orang lain memajat di jalur tersebut. Jadi jalur
tersebut dipanjat tanpa informasi apa-apa. Sedangkan solo berati tanpa
tali. Jadi onsight free solo berarti pemanjatan tali untuk pertama kali
bagi seorang pemanjat tanpa informasi apa-apa.
· Free solo
Pemanjataan tanpa menggunakan tali, tapi pernah mencoba walaupun belum hapal benar jalur tersebut.
· Worked solo
Pemanjatan tanpa tali dengan sebelumnya pernah dicoba berkali-kali sampai benar-benar hapal bentuk permukaan tebing.
· On sight flash/Vue
Memanjat
suatu jalur tanpa pernah mencobanya, melihat pemanjat lain di jalur
yang sama, juga tidak pernah mendapat informasi apa-apa. Memanjat dengan menggunakan tali sebagai perintis jalur (leader) dan memasang pengaman (running belay). Pemanjat juga tidak sekalipun jatuh dan tidak mengambil nafas/istirahat di sepanjang jalur.
· Beta flash
Pemanjatan
tanpa mencoba dan melihat orang lain memanjat di jalur tersebut, namun
telah mendapat informasi tentang jalur dan bagian-bagian sulitnya (crux). Pemanjat kemudian memanjatnya tanpa jatuh dan tanpa istirahat di sepanjang jalur.
· Déjà vu
Seorang
pemanjat sudah pernah memanjat suatu jalur sekian tahun sebelumnya dan
gagal menuntaskannya. Setelah sekian tahun itu, dengan kemampuan
memanjat yang lebih baik, ia kembali dengan hanya sedikit ingatan
tentang jalur tersebut dan berhasil menuntaskan jalur pada percobaan
pertama.
· Red point
Memanjat
suatu jalur yang telah dipelajari dengan sangat baik, tanpa jatuh dan
memanjat sambil memasang pengaman sebagai jalur rintisan.
· Pink point
Sama dengan red poit hanya semua pengaman telah dipasang pada tempatnya.
· Brown point
Ada
beberapa macam untuk kategori ini, misalnya seorang pemanjat merintis
suatu jalur, lalu jatuh dan menarik tali, kemudian meneruskan pemanjatan
dari titik pengaman terakhir ia jatuh (hangdogging). Pemanjatan dengan top rope
juga termasuk dalam kategori ini. Lalu ada lagi pemanjatan dengan bor
pertama dipasang terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi yang
masuk dalam kategori ini. Seluruh kategori ini menceritakan berbagai
taktik, strategi, atau trik untuk mempelajari sekaligus mencoba
menunutaskan suatu jalur.
Setelah
begitu banyak melihat gaya pemanjat dalam menuntaskan jalur, kita dapat
membandingkan mana yang lebih sulit. Dengan begitu dapat pula
dibandingkan perbedaan kemampuan seorang pemanjat
Sangat Membantu Informasi tentang Macam-macam simpul.
BalasHapusSalam kenal kami dari Komunitas Panjat Tebing Magetan ingin berbagi beberapa artikel sebagai berikut
Pengenalan Alat Panjat Tebing
Pengertian Survival | Bertahan Hidup Alam Bebas
Macam Simpul Dalam Panjat Tebing
Silakan berkunjung ke blog kami. trimakasih dan salam lestari