Kamis, 07 November 2013

PANJAT TEBING Safaty Prosedur, Klasifikasi dan Gaya Pemanjatan


SAFETY PROSEDUR

Adalah suatu sistem pengaman sebelum melaksanakan pemanjatan. Hal-hal yang diperhatikan untuk safety prosedur diantaranya :
1. Alat pemanjatan : Harus lengkap, umur pakai alat tersebut dan sesuai dengan alat akan kita gunakan, jangan bawa alat yang tidak diperlukan. Misalanya tebing ketingian 15 m, bawa alat untuk 30 m, oleh karena itu kita harus dipikirkan tebing apa yang akan kita panjat? Ketinggianya berapa? dll.
2. Belayer : Orang yang mengamankan pemanjatan pertama yang sedang memanjat. Harus diperhatikan juga bila pemajat pertama berbadan 70 kg masa di belayer oleh berat badanya 30 kg !!!
3. Komunikasi pemanjatan : ketika pemanjatan sedang berlangsung maka ahrus ada komunikasi, komunikasi yang umum di kalangan pemajat yaitu :
Pemanjat : “Belay on ?’
Belayer : ‘ On belay,
Pemanjat : Are you read to climb ?
Belayer : ‘OK’
Catatan : Untuk mengulur tali aba-abanya adalah Slack
Untuk menarik tali aba-abanya Full
Anchor (jangkar) : Suatu titik keamanan awal dimana yang kita buat disangkutkan disana/sebagai penahan beban. Ancor berguna untuk mengikat tali yang telah disimpul dan dipakai untuk naik atau turun (rapling) atau mengikatkan seseorang bila ia menjadi belayer. Ancor dapat di bagi menjadi 2 macam yaitu : Natural ancor (ancor alamiyah), merupakan pohon besar, lubang-lubang yang berada pada tebing, tonjolan batuan dan sebagainya. Artificial ancor, ancor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh pendaki, Contoh : chock,piton,bolt,sling dll.
 

KLASIFIKASI PEMANJATAN

Dalam panjat tebing terdapat 4 klasifikasi yaitu :
1 Free climbing : Pemanjatan yang tidak menggunakan alat, mengandalkan kemampuan, metal, fisik, tidak lupa pengalaman. Free soloing bagian dari free climbing, resiko yang di hadapi sangat fatal bagi sipendaki.
2 Artificial climbing : Pemanjatan dengan mengunakan alat sebagai pengaman. Contohnya : chock,frend, piton, etrier (dalam menambah ketinggian) bila keadaan tertentu dimana tebing tidak ada hold (tojolan batu)
3 Sport climbing : Pemanjatan menekankan pada faktor olah raga.
4 Adventur climbing : Lebih pada nilai petualangan

GAYA

Pegertian gaya dalam hal ini menyangkut metode dan peralatan serta aspek petualangan dalam suatu pendakian. Gaya harus sesuai dengan pendakian, gaya yang berlebihan untuk tebing yang kecil dan mudah sebaik apapun akhirnya menjadi gaya yang buruk.
Kita harus berkerjasama dengan tebing, jangan memaksanya. Dapat juga mengunakan point-point alamiah seperti batu, tanduk (horn), pohon atau batu yang terselip dalam celah (chockstone). Akhirnya kita dapat menyelesaikan jalur tanpa menggunakan tali, maksudnya menyesuaikan gaya dengan pendakian dan kemampuan diri. Gaya yang baik adalah penyesuaian yang sempurna, penapakan dari dua sisi yang baik antara ambisi, latihan dan kemampuan. Tidak ada pendakian yang sama.
Keuntungan lain dari pendakian yang pertama adalah gaya yang layak dan memberikan keuntungan bagi pemanjat yang berikutnya bahwa jalur tersebut paling tidak pernah dicoba. Beberapa gaya yang ada, diantaranya :
· Onsight free solo
Istilah onsight berarti memanjat suatu jalur tanpa tanpa perna mencoba dan juga belum pernah melihat orang lain memajat di jalur tersebut. Jadi jalur tersebut dipanjat tanpa informasi apa-apa. Sedangkan solo berati tanpa tali. Jadi onsight free solo berarti pemanjatan tali untuk pertama kali bagi seorang pemanjat tanpa informasi apa-apa.
· Free solo
Pemanjataan tanpa menggunakan tali, tapi pernah mencoba walaupun belum hapal benar jalur tersebut.
· Worked solo
Pemanjatan tanpa tali dengan sebelumnya pernah dicoba berkali-kali sampai benar-benar hapal bentuk permukaan tebing.
· On sight flash/Vue
Memanjat suatu jalur tanpa pernah mencobanya, melihat pemanjat lain di jalur yang sama, juga tidak pernah mendapat informasi apa-apa. Memanjat dengan menggunakan tali sebagai perintis jalur (leader) dan memasang pengaman (running belay). Pemanjat juga tidak sekalipun jatuh dan tidak mengambil nafas/istirahat di sepanjang jalur.
· Beta flash
Pemanjatan tanpa mencoba dan melihat orang lain memanjat di jalur tersebut, namun telah mendapat informasi tentang jalur dan bagian-bagian sulitnya (crux). Pemanjat kemudian memanjatnya tanpa jatuh dan tanpa istirahat di sepanjang jalur.
· Déjà vu
Seorang pemanjat sudah pernah memanjat suatu jalur sekian tahun sebelumnya dan gagal menuntaskannya. Setelah sekian tahun itu, dengan kemampuan memanjat yang lebih baik, ia kembali dengan hanya sedikit ingatan tentang jalur tersebut dan berhasil menuntaskan jalur pada percobaan pertama.
· Red point
Memanjat suatu jalur yang telah dipelajari dengan sangat baik, tanpa jatuh dan memanjat sambil memasang pengaman sebagai jalur rintisan.
· Pink point
Sama dengan red poit hanya semua pengaman telah dipasang pada tempatnya.
· Brown point
Ada beberapa macam untuk kategori ini, misalnya seorang pemanjat merintis suatu jalur, lalu jatuh dan menarik tali, kemudian meneruskan pemanjatan dari titik pengaman terakhir ia jatuh (hangdogging). Pemanjatan dengan top rope juga termasuk dalam kategori ini. Lalu ada lagi pemanjatan dengan bor pertama dipasang terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi yang masuk dalam kategori ini. Seluruh kategori ini menceritakan berbagai taktik, strategi, atau trik untuk mempelajari sekaligus mencoba menunutaskan suatu jalur.
Setelah begitu banyak melihat gaya pemanjat dalam menuntaskan jalur, kita dapat membandingkan mana yang lebih sulit. Dengan begitu dapat pula dibandingkan perbedaan kemampuan seorang pemanjat

1 komentar:

  1. Sangat Membantu Informasi tentang Macam-macam simpul.

    Salam kenal kami dari Komunitas Panjat Tebing Magetan ingin berbagi beberapa artikel sebagai berikut

    Pengenalan Alat Panjat Tebing

    Pengertian Survival | Bertahan Hidup Alam Bebas

    Macam Simpul Dalam Panjat Tebing

    Silakan berkunjung ke blog kami. trimakasih dan salam lestari

    BalasHapus